Funds Transfer Pricing (Series 1)

Apa Itu Funds Transfer Pricing?

Funds Transfer Pricing (FTP) adalah kerangka internal bank untuk:

  1. Menilai biaya dana (cost of funds) secara akurat pada setiap unit bisnis, produk, dan transaksi.
  2. Mendistribusikan keuntungan dan risiko likuiditas/risiko suku bunga secara adil.
  3. Mendorong perilaku yang selaras dengan strategi likuiditas, profitabilitas, dan regulasi (Basel III/IV, PSAK 71).

Singkatnya, FTP mirip “harga transfer” antara divisi Treasury (penyedia dana) dan unit yang menggunakan dana (lending) atau menghimpun dana (funding). Hasilnya adalah net interest margin (NIM) yang lebih “bersih” dan dapat dibandingkan antar-portofolio.

Mengapa FTP Penting di Tingkat Manajerial dan Direksi?

  1. Transparansi Profitabilitas
    • Direktur dapat melihat apakah margin kredit UMKM memang sehat atau hanya “terbantu” oleh dana murah giro.
  2. Pengambilan Keputusan Produk
    • Mendistribusikan keuntungan dan risiko likuiditas/risiko suku bunga secara adil.
  3. Manajemen Likuiditas & ALCO
    • Komite Aset-Liabilitas (ALCO) memperoleh sinyal perilaku pendanaan jangka panjang vs. jangka pendek.
  4. Kepatuhan Regulasi
    • OJK mewajibkan pengukuran dan pengendalian risiko suku bunga pada banking book; FTP menyediakan input utama.
  5. Insentif Internal
    • Bonus berbasis kinerja menjadi lebih adil karena setiap unit “membayar” biaya dana yang setara.

Metodologi FTP yang Lazim

A. Matched-Maturity Approach

  • Setiap transaksi “dijual” ke Treasury pada kurva suku bunga transfer (transfer curve) sesuai jatuh temponya.
  • Menetralisir mismatch tenor antara funding & lending.

B. Pooling (Average Cost)

  • Dana digabung, kemudian rata-rata biaya dana dialokasikan.
  • Mudah, namun kurang akurat; umumnya dipakai bank kecil atau untuk portofolio homogen.

C. Replicating Portfolio

  • Produk tanpa jatuh tempo pasti (mis. tabungan) dimodelkan seolah-olah portofolio obligasi dengan perilaku historis.
  • Lebih canggih, diperlukan sistem risiko & data granular.

D. Curve plus Spread

  • FTP base curve (risk-free swap curve) ditambah liquidity premium and funding contingency.
  • Memisahkan komponen risiko pasar vs. risiko likuiditas.

Ilustrasi Sederhana

Anggap Bank XYZ memiliki:

  1. Kredit Korporasi 5-tahun, bunga fix 9 % p.a., outstanding Rp 100 miliar.
  2. Treasury menerbitkan obligasi 5-tahun untuk mendanai, kupon 6,5 %.
  3. Spread likuiditas internal (contingency) ditetapkan 0,3 %.

Langkah FTP:
a. Treasury “menjual” dana 5-tahun ke unit kredit pada harga transfer = 6,5 % + 0,3 % = 6,8 %.
b. Margin bersih unit kredit = 9 % – 6,8 % = 2,2 %.
c. Treasury melaporkan cost 6,5 % dan menghasilkan spread 0,3 % untuk menutup biaya likuiditas bank.

Tanpa FTP, kredit korporasi mungkin terlihat memberi NIM 9 % – rata-rata cost of funds 5 % = 4 %; padahal kenyataannya hanya 2,2 %. Data yang lebih akurat akan memengaruhi:

  • Target pricing kredit baru.
  • Alokasi modal (RAROC).
  • Keputusan perpanjangan tenor surat utang treasury.

Tantangan Implementasi

  1. Data dan Sistem
    • Diperlukan data granular per transaksi (tanggal penarikan, repricing, perilaku arus kas).
  2. Model Behavioural
    • Produk non-maturity (tabungan, giro) membutuhkan asumsi stabilitas dana.
  3. Change Management
    • Unit bisnis yang sebelumnya “terbantu” dana murah bisa menolak perubahan.
  4. Kalibrasi Kurva FTP
    • Kurva harus mencerminkan biaya marginal real, bukan sekadar suku bunga pasar teoritis.
  5. Audit & Governance
    • Kebijakan FTP perlu disetujui ALCO dan diverifikasi audit internal/eksternal.

Rekomendasi Praktis untuk Manajer dan Direktur

  1. Mulailah dengan matched-maturity pada portofolio besar (kredit korporasi, deposito berjangka).
  2. Bentuk tim lintas fungsi (Treasury, ALM, Risiko, TI, Bisnis) untuk definisi kurva FTP dan kebijakan spread.
  3. Komunikasikan dampak P&L ke setiap kepala unit sebelum penerapan penuh.
  4. Pastikan sistem core banking mampu menghasilkan cash flow projection harian.
  5. Review dan kalibrasi minimal triwulanan; sesuaikan spread likuiditas jika volatilitas pasar naik.
  6. Integrasikan FTP dengan kerangka harga risiko (RAROC, FTP-adjusted EVA) agar insentif manajer sejalan.